Pelecehan Seksual
Apa Itu Pelecehan Seksual??
- Pengertian Pelecehan Seksual
Pelecehan
seksual adalah perilaku atau tindakan yang mengganggu, menjengkelkan dan tidak
diundang yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang terhadap pihak lain,
yang berkaitan langsung dengan jenis kelamin pihak yang diganggunya dan
dirasakan menurunkan martabat dan harkat diri orang yang diganggunya. Pelecehan seksual dapat berupa :
ü Mencium
(paksa), memegang tangan (sengaja ke arah seksual), genit, gatal ,centil Memegang atau mendorong penis, dada
ü Memegang
atau menepuk bagian tubuh tertentu
ü Gerakan
tubuh yang sok akrab dan menjurus terhadap hubungan seksual
ü Menatap
bagian tubuh tertentu
ü SMS
atau tulisan jorok yang menjurus terhadapa hubungan seksual
ü Lelucon
yang menjurus dan merendahkan jenis kelaminMungkin masih banyak lagi.
- Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pelecehan Seksual
1. Faktor
Fisik
Klien dapat
mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik, karena bagamanapun
aktivitas seks bisa menimbulkan nyeri dan ketidaknyamanan. Kondisi fisik dapat
berupa penyakit ringan/berat, keletihan, medikasi maupun citra tubuh. Citra
tubuh yang buruk, terutama disertai penolakan atau pembedahan yang mengubah
bentuk tubuh menyebabkan seseorang kehilangan gairah.
2. Faktor
Hubungan
Masalah dalam
berhubungan (kemesraan, kedekatan) dapat mempengaruhi hubungan seseorang untuk
melakukan aktivitas seksual. Hal ini
sebenarnya tergantung dari bagimana kemampuan mereka dalam berkompromi dan
bernegosiasi mengenai perilaku seksual yang dapat diterima dan menyenangkan
3. Faktor
Gaya Hidup
Gaya hidup
disini meliputi penyalahgunaan alkohol dalam aktivitas seks, ketersediaan waktu
untuk mencurahkan perasaan dalam berhubungan, dan penentuan waktu yang tepat
untuk aktivitas seks.
Penggunaan
alkohol dapat menyebabkan rasa sejahtera atau gairah palsu dalam tahap awal
seks dengan efek negatif yang jauh lebih besar dibanding perasaan eforia palsu
tersebut.
Sebagian klien
mungkin tidak mengetahui bagaiman mengatur waktu antara bekerja dengan
aktivitas seksual, sehingga pasangan yang sudah merasa lelah bekerja merasa
kalau aktivitas seks merupakan beban baginya.
4. Faktor
Harga Diri
Jika harga-diri
seksual tidak dipelihara dengan mengembangkan perasaan yang kuat tentang
seksual-diri dan dengan mempelajari ketrampilan seksual, aktivitas seksual
mungkin menyebabkan perasaan negatif atau tekanan perasaan seksual.
Harga diri
seksual dapat terganggu oleh beberapa hal antara lain: perkosaan, inses,
penganiayaan fisik/emosi, ketidakadekuatan pendidikan seks, pengaharapan
pribadi atau kultural yang tidak realistik.
Sedangkan
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual, menurut Purnawan (2004) yang
dikutip dari berbagai sumber antara lain:
a. Faktor
Internal
ü Tingkat
perkembangan seksual (fisik/psikologis)
Perbedaan
kematangan seksual akan menghasilkan perilaku seksual yang berbeda pula.
Misalnya anak yang berusia 4-6 tahun berbeda dengan anak 13 tahun.
ü Pengetahuan
mengenai kesehatan reproduksi
Anak yang
memiliki pemahaman secara benar dan proporsional tentang kesehatan reproduksi
cenderung memahami resiko perilaku serta alternatif cara yang dapat digunakan
untuk menyalurkan dorongan seksualnya
ü Motivasi
Perilaku manusia
pada dasarnya berorientasi pada tujuan atau termotivasi untuk memperoleh tujuan
tertentu. Hersey & Blanchard cit Rusmiati (2001) perilaku seksual seseorang
memiliki tujuan untuk memperoleh kesenangan, mendapatkan perasaan aman dan
perlindungan, atau untuk memperoleh uang (pada gigolo/WTS)
b. Faktor
Eksternal
ü Keluarga
Menurut Wahyudi
(2000) kurangnya komunikasi secara terbuka antara orang tua dengan remaja dapat
memperkuat munculnya perilaku yang menyimpang
ü Pergaulan
Menurut Hurlock
perilaku seksual sangat dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya, terutama pada
masa pubertas/remaja dimana pengaruh teman sebaya lebih besar dibandingkan
orangtuanya atau anggota keluarga lain.
ü Media
massa
Penelitian yang
dilakukan Mc Carthi et al (1975), menunjukan bahwa frekuensi menonton film
kekerasan yang disertai adegan-adegan merangsang berkolerasi positif dengan
indikator agresi seperti konflik dengan orang tua, berkelahi , dan perilaku
lain sebagi manifestasi dari dorongan seksual yang dirasakannya.
- Dampak Dari Pelecehan Seksual
yang paling
sering adalah ketidakberdayaan, kehilangan kontrol diri, takut, malu dan
perasaan bersalah.
respon emosi
korban terbagi menjadi dua, yaitu respon ekspresif (ketakutan, kemarahan, gelisah, tegang,
menangis terisak-isak) dan respon terkontrol (menyembunyikan perasaannya,
tampil tenang, menunduk dan lembut)
respon lain
yaitu: mandi sebersih-bersihnya, pindah rumah, menambah pengamanan, membuang/menghancurkan
benda yang berkaitan dengan pelecahan
beberapa hari
kemudian akan timbu memar/lecet pada bagian tubuh, sakit kepala, lelah,
gangguan pola tidur, nyeri lambung, mual, muntah, nyeri pada daerah pacinela,
gatal dan keluar darah pada vagina, marah, merasa terhina, menyalahkan diri
sendiri, ingin balas dendam, takut akan penyiksaan diri dan kematian
respon atau
dampak jangka panjang : gelisah, mimpi buruk, phobia sendirian, merasa menjadi
orang yang kotor dan menjijikkan, depresi, bahkan ada yang sampai menggunakan
obat-obatan terlarang maupun ingin bunuh diri.
mengasingkan
diri dari pergaulan. Perasaan ini timbul akibat adanya harga diri yang rendah
karena ia menjadi korban pelecehan seksual, sehingga merasa tidak berharga,
tidak pantas dan juga merasa tidak layak untuk bergaul bersama teman-temannya.
Sementara dampak yang serius dari pelecehan seksual ujar Dra Hamidah MSi,
adalah trauma.
- Usaha yang Dapat di Lakukan Untuk Menghindari Pelecehan Seksual
ü Ajarkan
kepada anak mengenai perbedaan antara sentuhan yang baik dengan sentuhan yang
buruk dari orang dewasa.
ü Beritahu
anak mengenai bagian tubuh tertentu yang tak boleh disentuh oleh orang dewasa
kecuali saat mandi atau pemeriksaan fisik oleh dokter.
ü Ajarkan
kepada anak untuk mengatakan ’tidak’ jika merasa tidak nyaman dengan perlakuan
orang dewasa dan menceritakan kejadian itu kepada orang dewasa yang meraka
percaya.
ü Ajarkan
bahwa orang dewasa tidak selalu ’benar’, dan semua orang mempunyai kontrol
terhadap tubuh mereka, sehingga ia dapat memutuskan siapa yang boleh atau tidak
boleh untuk memeluknya.
Jika terjadi pelecehan seksual pada anak, beberapa
hal yang perlu diperhatikan:
ü Ciptakan
kondisi sehingga anak merasa leluasa dalam menceritakan tentang bagian tubuhnya
dan menggambarkan kejadian dengan akurat.
ü Yakinkan
anak bahwa orang dewasa yang melakukannya adalah salah, sedangkan anaknya
sendiri adalah benar.Orang tua harus bisa mengkontrol ekspresi emosional
didepan anak.
Komentar
Posting Komentar