RPL DEWASA LANSIA
RENCANA
PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL
BIMBINGAN
DAN KONSELING
I. IDENTITAS
A.
Satuan Pendidikan :
Dewasa Lanjut Usia
B.
Tahun :
2017
C. Sasaran Layanan : Lansia
D.
Pelaksana :
Konselor
II. WAKTU DAN TEMPAT
Tanggal :
Kamis, 6 April 2017
Jam
Pelayanan :
15.00 – 15.50
Volume
waktu :
1 x 50
Spesifikasi
Tempat Layanan : Di Balai
Desa
III. MATERI PELAYANAN
A. Tema/Subtema : Bimbingan Karier untuk Dewasa Lansia B. Sumber Materi : Internet
C. Bidang Layanan : Pribadi dan Karir
D. Jenis Layanan : Informasi
IV. TUJUAN/ ARAH PENGEMBANGAN
Agar Dewasa Lansia dapat mempersiapkan Diri dalam Menghadapi Kematian dan Mengisi
Agar Dewasa Lansia dapat mempersiapkan Diri dalam Menghadapi Kematian dan Mengisi
V. LANGKAH KEGIATAN
TAHAP
|
URAIAN
KEGIATAN
|
WAKTU
|
Pembukaan
|
-
Salam
-
Menanyakan
kabar
-
Berinteraksi
dengan para Lansia
-
Ice
breaker ( berbagai macam variasi).
|
10’
|
Kegiatan Inti
|
-
Konselor
menjelaskan bagaimana karir untuk Dewasa Lansia
-
Konselor
memberikan tips atau bagaimana menghadapi masa senja, bagaimana menghadapi
kematian, bagaimana mengisi waktu luang agar keseharian dewasa lansia tidak
merasa bosan atau kesepian
-
Konselor
memberikan motivasi bagi Dewasa Lansia agar mereka lebih menikmati hidup di
masa senja dengan sebaik-baiknya
|
30’
|
Penutup
|
-
Konselor
menyampaikan kesimpulan dan kalimat penutup yang bermakna.
|
10’
|
V. METODE DAN TEKNIK
Metode :
Metode ceramah dan diskusi
VI. MEDIA DAN ALAT PERLENGKAPAN
Media : Power Point
Alat
perlengkapan : Laptop
dan LCD
Tarakan,
6 April 2017
Konselor
……………………………
……………………………
|
LAMPIRAN
– LAMPIRAN
1. Uraian Materi
LAMPIRAN 1: URAIAN
MATERI
Karir Bagi Dewasa Lansia
A. Latar Belakang
Manusia
adalah makhluk sosial yang eksploratif dan potensial. Manusia dikatakan makhluk
yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri
baik secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai makhluk potensial karena pada
diri manusia tersimpan sejumlah kemempuan bawaan yang dapat diembangkan secara
nyata. Selanjutnya manusia disebut sebagai makhluk yang memiliki prinsip tanpa
daya karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal memerlukan bantuan dari
luar dirinya. Bantuan yang dimaksud antara lain adalah dalam bentuk bimbingan
serta pengarahan. Binbingan dan pengarahan yang diberikan dalam membantu
perkembangan tersebut pada hakekeatnya diharapkan sejalan dengan kebutuhan
manusia itu sendiri, yang sudaah tersimpan sebagai potensi bawaannya. Karena
itu bimbingan tidak searah dengan potensi yang dimiki akan berdampak negative
pada perkembangan manusia secara umum.
Setiap
manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai
menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana
pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit
demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu
penanganan segera dan terintegrasi.
Lansia
atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam
ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami
kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seseorang
dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65
tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO)
menetapkan bahwa umur 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah
mengalami proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah
disebut lansia.
Secara
umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua
macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran
yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi
hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima
realitas yang ada
B. Dewasa
Lanjut Usia
Masa
dewasa lanjut usia merupakan masa lanjutan atau masa dewasa akhir (60 ke atas).
Perlu memperhatikan khusus bagi orangtuanya yang sudah menginjak lansia dan
anaknya yang butuh dukungan juga untuk menjadi seorang dewasa yang
bertanggungjawab. Saat individu memasuki dewasa akhir, mulai terlihat gejala
penurunan fisik dan psikologis, perkembangan intelektual dalam lambatnya gerak
motorik, pencarian makna hidup selanjutnya. Menurut erikson tahap dewasa akhir
memasuki tahap integrity vs despair yaitu kemampuan perkembangan lansia
mengatasi krisis psikososialnya. Lawannya adalah despair yaitu rasa takut mati
dan hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis dimasa
lansia adalah tetap produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan
kesehatan fisik.
Akibat
perubahan Fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh
terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun
kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya
kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat,
hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.
C. Masalah yang Dihadapi Oleh Lansia
Lansia
mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah
dalam kehidupannya. Permasalahan tersebut diantaranya yaitu:
1. Masalah fisik
Permasalahan yang hadapi oleh lansia dengan
masalah pekembangan fisik yang mulai melemah, diantaranya seringnya terjadi
radang persendian ketika melakukan aktivitas yang cukup berat, indra
pengelihatan yang mulai kabur, indra pendengaran yang mulai berkurang berfungsu
dengan baik serta daya tahan tubuh yang menurun, sehingga sering mengalami
sakit (masuk angin, flu).
2. Masalah kognitif (
Intelektual )
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang
terkait dengan masalah pekembangan kognitif, ini dapat disimpulkan bahwa pada
lansia mulai melemahnya daya ingat terhadap sesuatu hal(pikun) dan sulit untuk
bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar.
3. Masalah emosional
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang
terkait dengan masalah pekembangan emosional, adalah rasa ingin berkumpul
dengan keluarga sangat kuat, sehingga tingkat perhatian beliau menjadi sangat
besar. Apabila melihat rekan kerja kurang aktif dalam melakukan pekerjaanya,
maka tingkat emosi meningkat, terbukti bahwa beliau segera menegur rekan
kerjanya tersebut agar lebih cekatan. Sering marah apabila ada sesuatu yang
kurang sesuai dengan kehendak pribadi dan sering stress akibat masalah ekonomi
yang kurang terpenuhi.
4. Perkembangan Spiritual
Permasalahan yang dihadapi oleh lansia yang
terkait dengan masalah perkembangan spiritual, adalah kesulitan untuk menghafal
kitab suci karena daya ingat yang mulai menurun, merasa kurang tenang ketika
mengetahui anggota keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan merasa gelisah
ketika menemui permasalahan yang cukup serius.
D. Solusi
Permasalahan
Berkaitan dengan masalah
yang sering dialami oleh orang yang berusia lanjut dapat di tempuh melalui
hal-hal sebagai berikut:
1.
Berhubungan dengan Kesehatan Lansia ( fisik)
-
Orang yang telah lanjut usia identik dengan menurunnya daya tahan
tubuh dan mengalami berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang
jumlah atau macamnya tergantung dari penyakit yang diderita.
-
Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia,
misalnya pemberian asupan gizi yang cukup serta mengandung serat dalam jumlah
yang besar yang bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi
dengan jumlah bertahap.
-
Minum air putih 1.5 – 2 liter, secara teratur.
-
Olahraga teratur dan sesuai dengan kapasitas kemampuanya.
-
Istirahat, tidur yang cukup.
-
Minum suplemen gizi yang diperlukan.
-
Memeriksa kesehatan secara teratur
2.
Berhubungan dengan Emosi
-
Lebih mendekatkan diri kepada ALLAH dan menyerahkan diri kita
sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang.
-
Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan,
merusak tubuh dan wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stress juga dapat
menyebabkan atau memicu berbagai penyakit seperti stroke, asma, darah tinggi,
penyakit jantung dan lain-lain.
-
Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental
dan fisik secara alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik dan
lebih disukai orang lain. Tertawa membantu memandang hidup dengan positif dan
juga terbukti memiliki kemampuan untuk menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk
mengendalikan emosi kita yang tinggi dan juga untuk melemaskan otak kita dari
kelelahan.
-
Rekreasi untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama
seminggu maka dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat disesuaikan
denga kondisi serta kemampuan.
-
Hubungan antar sesama yang sehat, pertahankan hubungan yang baik
dengan keluarga dan teman-teman, karena hidup sehat bukan hanya sehat jasmani
dan rohani tetapi juga harus sehat sosial. Dengan adanya hubungan yang baik
dengan keluarga dan teman-teman dapat membuat hidup lebih berarti yang
selanjutnya akan mendorong seseorang untuk menjaga, mempertahankan dan
meningkatkan kesehatannya karena ingin lebih lama menikmati kebersamaan dengan
orang-orang yang dicintai dan disayangi.
3.
Berhubungan dengan Spiritual
-
Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyerahkan diri kita
sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang.
-
Intropeksi terhadap hal-hal yang telah kita lakukan, serta lebih
banyak beribadah.
-
Belajar secara rutin dengan cara membaca kitab suci secara
teratur.
E. Post
Power Sindrom
Sebelum
masuk ke gejala dan cara mengatasinya, perlu Anda ketahui arti dari penyakit
ini. Syndrome memiliki arti kumpulan dari gejala-gejala, sedangkan Power
berarti kekuasaan. Jadi arti dari Post Power Syndrome tersebut merupakan gejala
negative yang muncul dari diri seseorang yang tadinya memiliki kekuasaan atau
menjabat satu jabatan kemudian tidak menjabat lagi. Seketika itu juga muncul
gejala kejiwaan dan emosi yang tidak stabil.
Pada
intinya Post Power Syndrome merupakan gejala kejiwaan dimana penderita hidup
dalam masa kebesaran di saat memegang jabatan atau kekuasaan, bisa dikatakan
tidak ingin menghadapi dan menerima kenyataan yang ada dan berusaha untuk tetap
memegang kekuasaan meskipun sudah tidak lagi. Biasanya penyakit kejiwaan ini
diderita oleh kalangan pegawai negeri dan banyak diderita pada usia 60 tahun ke
atas. Lalu apa saja gejala yang muncul dari penyakit Post Power Syndrome ini?
F. Gejala
Post Power Sindrom
Untuk
gejala penyakit Post Power Syndrome ini dilihat dari tiga aspek yakni gejala
fisik, gejala emosi, dan gejala perilaku. Untuk lebih jelasnya berikut
ulasannya untuk setiap aspek.
1.
Gejala
Fisik
Untuk
orang yang mengalami Post Power Syndrome akan memunculkan gejala fisik dimana
kadangkala merasa atau lebih terlihat cepat tua dari pada saat menjabat atau
masih bekerja. Ciri yang paling mencolok adalah warna rambut yang cepat berubah
menjadi putih, kulit menjadi keriput, terlihat sering menyendiri atau pemurung,
sering sakit-sakitan, kondisi badan menjadi lebih lemah.
2. Gejala Emosi
Dari segi
emosi bisa di tandai dengan mudah marah atau cepat tersinggung, merasa tidak
berharga, tidak ingin bergaul atau bersosialisasi dengan lingkungannya, dan
yang paling parah adalah mencoba bunuh diri karena sudah merasa tidak ada
gunanya hidup didunia.
3. Gejala Perilaku
Dari ciri
perlaku, penderita sering merasa malu ketika bertemu dengan orang lain, sering
menunjukkan rasa kesal atau marah dalam ranah rumah tangga, dan sering
melakukan tindak kekerasan berupa pukulan atau dalam ucapan.
G. Solusi Bagi Penderita Post Power
Syndrome
Bagi
seseorang yang sudah menandakan adanya gejala terkena Post Power Syndrome sebaiknya
segera lakukan tindakan persuasif dengan memberikan kegiatan atau berupa
nasehat. Terlebih jika penderita memiliki kegiatan aktualisasi diri yang baru
akan sangat membantu dalam mengisi waktu. Selain itu dorongan moril dari
lingkungan terdekat seperti keluarga dan kematangan emosi sangat berpengaruh
spade terlewatinya fase Post Power Syndrome ini. Jika seseorang memiliki
tingkat emosi lebih matang dan baik maka Ia bisa menerima kenyataan dan
keberadaannya dengan baik.
Dorongan
dan dukungan dari orang-orang tercinta sangat membantu penderita dalam memahami
dan mengerti tentang kondisi dirinya. Biasanya penderita akan mengeluhkan
ketidakmampuannya dalam mencari nafkah, disinilah peran keluarga atau teman dam
menyemangatinya. Usahakan dalam member motivasi dilakukan dalam nada pelan
jangan membentak karena biasanya emosi dari penderita Post Power Syndrome tidak
stabil dan bisa meledak kapan saja, itu akan memperburuk keadaan.
Komentar
Posting Komentar